Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 55 Menyadari Nikmat Allah
Senin, 17 Oktober 2022

MENYADARI NIKMAT ALLAH MENDORONG KITA UNTUK MEMUJI-NYA

 

Selain dengan memahami asma’ul husna dan sifat-sifat Allah yang mulia, masih ada cara lain agar kita bisa selalu memuji-Nya. Yaitu dengan menyadari betapa banyaknya curahan nikmat Allah ta’ala kepada kita. Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ

Artinya: Wahai para manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada yang berhak disembah selain Dia, maka mengapa kalian berpaling”. QS. Fâthir (35): 3.

Nikmat yang Allah karuniakan pada kita amatlah banyak dan beragam. Dan setiap nikmat tersebut menuntut kita untuk memuji Allah ta’ala.

Sejatinya Allah telah mengaruniakan pada kita berbagai nikmat pada kita, tanpa sebelumnya kita meminta pada-Nya. Namun semata-mata karena karunia dan belas kasih-Nya.

Allah juga telah sering menghindarkan kita dari marabahaya, padahal kerap marabahaya tersebut telah berada di hadapan mata kita.

Yang jauh lebih berharga dari itu, Allah berkenan untuk mengaruniakan hidayah beragama yang benar pada kita. Padahal kita lihat begitu banyak para hamba-Nya yang tidak atau belum mendapatkan karunia tersebut.

Tidak lupa Allah menyediakan pada kita tempat tinggal ‘gratis’ di bumi ini, yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang super lengkap. Kita lapar, Allah telah sediakan tanaman dan hewan ternak. Kita haus, Allah telah turunkan hujan dari langit dan keluarkan mata air di muka bumi. Kita membutuhkan tempat tinggal, Allah sediakan pasir, bebatuan, kayu dan bambu. Kita membutuhkan obat, Allah telah sediakan berbagai jenis tanaman obat.

Selain itu, agar kita hidup dengan aturan yang benar, Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci, agar bisa dijadikan sebagai pedoman hidup.

Saat menjalani aturan tersebut dengan benar, walaupun hanya semasa umur kita yang cuma beberapa puluh tahun, Allah menyediakan balasan berupa kenikmatan yang lamanya tak terhingga.

Segalanya dimudahkan Allah. Saat mengerjakan satu amalan, Allah menjanjikan sepuluh pahala. Bila melakukan satu perbuatan maksiat, hanya satu dosa yang tercatat. Itupun bila hamba mau bertaubat, Allah berkenan untuk menghapus dosa-dosa, sebanyak apapun.

Dengan menyadari berbagai karunia tersebut di atas, insyaAllah kita akan terdorong untuk senantiasa memuji Allah ta’ala tanpa henti.

 

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 19 Rajab 1435 / 19 Mei 2014

 

 

 


Diramu oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari berbagai sumber, di antaranya kitab Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkâr karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr (I/249-251).

Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-55/